Kabar Maju - Generasi satu ke generasi yang lainnya pasti mempunyai keinginan untuk mewariskan suatu hal yang bernilai manfaat, entah budaya, keterampilan, sikap, atau nilai-nilai moral dan etika. Namun, hal yang sering kali kita lihat untuk diwariskan kepada generasi penerusnya adalah pendidikan. Tantangan terbesar dalam pewarisan pendidikan adalah menjaga relevansi dengan adanya kemajuan teknologi sambil mempertahankan nilai-nilai luhur. Generasi yang lebih tua perlu terbuka pada perubahan, sementara generasi yang muda harus menghargai warisan pendidikan leluhur.
Pendidikan merupakan suatu hal yang disepakati bersama untuk menjadi hal yang pokok atau utama dalam suatu bangsa maupun negara. Secara mendalam, pendidikan membentuk cara berpikir kritis, mengasah kreativitas, dan membangun nilai-nilai moral dalam diri seseorang. Melalui pendidikan, kita belajar memahami diri sendiri dan lingkungan sekitar. Pendidikan dapat terjadi di mana saja, entah itu di sekolah, rumah, maupun masyarakat. Di era modern seperti saat ini, pendidikan juga telah berubah. Dengan adanya perkembangan teknologi, kita bisa belajar melalui internet, mengikuti kursus online, atau bahkan melakukan pembelajaran jarak jauh. Ini membuat pendidikan menjadi lebih mudah diakses oleh semua orang.
Kualitas pendidikan dalam suatu bangsa menjadi salah satu penentu kemajuan bangsa tersebut. Buruknya kualitas pendidikan dapat membuat bangsa atau negara tersebut mengalami ketertinggalan, dari hal teknologi maupun yang lainnya. Yang menarik adalah pendidikan bukan hanya tentang menghafal rumus atau teori. Pendidikan lebih dari itu, pendidikan membentuk pola pikir, kepribadian, dan kemampuan seseorang dalam menghadapi tantangan hidup. Pendidikan yang baik mempersiapkan generasi muda untuk menjadi pribadi yang tangguh dan bermanfaat bagi masyarakat. Persoalan pendidikan di Indonesia begitu kompleks. Berbagai problematika muncul tidak hanya dalam permasalahan konsep pendidikan, peraturan, dan anggaran saja, namun persoalan pelaksanaan pendidikan dari berbagai sistem di Indonesia juga turut serta menambah kompleknya problematika pendidikan di Indonesia.
Indonesia sendiri termasuk negara yang peduli terhadap tingkat pendidikan warga masyarakatnya. Pemerintah telah mengatur strategi agar pendidikan di Indonesia semakin lama semakin meningkat dan menghasilkan pelajar yang kreatif dan kritis. Namun, pendidikan juga menjadi masalah yang serius pada saat ini. Menurut hasil survei mengenai sistem pendidikan menengah di dunia pada tahun 2018 yang dikeluarkan oleh PISA (Programme for International Student Assesment) pada tahun 2019 lalu, Indonesia menempati posisi yang rendah yakni ke-74 dari 79 negara. Dengan kata lain, Indonesia berada di posisi ke-6 terendah dibandingkan dengan negara lainnya. Hal ini merupakan kondisi yang sangat memprihatinkan. Hal yang sangat disayangkan, dengan sumber daya manusia (SDM) yang cukup banyak, seharusnya pendidikan bisa meningkatkan kualitas SDM Indonesia namun nyatanya tidak seperti itu. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa wilayah yang mungkin berada dipelosok, dari pendidikan sampai teknologi digital pun terkadang mereka sangat tertinggal jauh. Pendidikan di Indonesia memburuk karena banyaknya anak dari keluarga yang tidak mampu yang pada akhirnya memutuskan untuk berhenti sekolah dengan alasan biaya sekolah terlalu mahal, anak yang tidak dapat bersekolah menjadi terlantarkan dan alhasil mereka tumbuh besar tanpa terbekali moral dan pendidikan. Kondisi tersebut cukup disayangkan, padahal pemerintah sudah memberikan fasilitas sekolah gratis bagi anak yang tidak mampu maupun untuk anak yang berprestasi. Namun, tidak jarang juga biasanya biaya sekolah gratis ini malah dibagikan kepada anak yang seharusnya mampu alias pemerintah kerap salah sasaran.
Beberapa menjadi sumber masalah terkait rendahnya pendidikan di Indonesia adalah rendahnya kualitas guru di Indonesia, banyak oknum guru yang semena-mena, mereka melakukan pekerjaannya hanya untuk mendapat penghasilan. Sebagai seorang pendidik atau guru harus bisa menjalankan kewajibannya sebagai seorang guru, mereka memiliki kewajiban untuk mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan menilai anak didiknya. Adapun tugas guru menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 yaitu guru bertugas dalam merencanakan dan menyusun pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil dari pembelajaran, membimbing, melatih, meneliti, dan mengabdi terhadap masyarakat. Dengan menjalankan tugasnya sebagai seorang guru, diharapkan guru dapat mendidik dan membimbing siswanya menjadi seseorang yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Namun, banyak berita beredar mengenai guru yang tidak mengajar sebagaimana mestinya. Terkadang mereka hanya masuk kelas untuk mengabsen dan memberi tugas, tanpa menjelaskan materi. Tak banyak juga dari mereka yang hanya sekedar duduk di dalam kelas, lalu menyuruh siswanya untuk belajar dan memahami sendiri apa isi dari buku pelajarannya. Dan permasalahan yang sangat sering dikeluhkan banyak orang adalah biaya pendidikan yang mahal, hal tersebut perlu menjadi perhatian pemerintah, dikarenakan banyak masyarakat yang terdampak akibat mahalnya biaya pendidikan. Karena masalah tersebut, banyak orang yang memilih untuk berhenti atau tidak sekolah sama sekali. Biaya pendidikan yang mahal akan membuat ketidakmerataannya pendidikan di Indonesia dan akan berdampak buruk dalam berbagai aspek di kehidupan, contohnya banyaknya orang yang mengalami pengangguran, maraknya kriminalitas, kemiskinan yang semakin merajalela dan sebagainya.
Namun, pada tahun 2024 merupakan tahun yang penting dalam dunia pendidikan di Indonesia. Dengan adanya kebijakan baru, perkembangan teknologi yang semakin canggih, lalu dengan adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), diharapkan pendidikan di Indonesia bisa mencapai rekor yang lebih unggul lagi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pendidikan pada 2024 menjadi lebih maju karena adanya kebijakan baru seperti kurikulum merdeka, dengan dibuat kebijakan seperti itu dapat memudahkan siswa-siswi untuk mengembangkan potensi secara maksimal melalui pendekatan yang lebih fleksibel dan efisien, kurikulum merdeka juga memberikan kebebasan bagi guru untuk memilih metode mengajar yang lebih efektif. Yang ke dua adalah adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang terus memberikan dampak besar dalam bidang pendidikan. Berbagai platform digital, aplikasi belajar telah digunakan secara luas di berbagai sekolah untuk mendukung proses belajar mengajar. Karena secara tidak langsung, dampak adanya pandemi covid-19 lah yang telah mempercepat alur pembelajaran daring. Meskipun pandemi sudah mereda, praktik pembelajaran daring tetap menjadi bagian alternatif dari sistem pendidikan. Teknologi ini dapat dimanfaatkan dan memberikan banyak keuntungan, antara lain peningkatan akses terhadap sumber daya pendidikan, memudahkan untuk berkomunikasi secara jarak jauh dengan kerabat yang berbeda pulau, dan peningkatan skill atau keterampilan digital siswa. Namun benar adanya, anak-anak atau remaja setelah berakhirnya pandemi, banyak dari mereka yang sudah pandai dalam memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada. Namun, orang tua di rumah juga perlu mendampingi anak dalam menggunakan teknologi yang ada, agar hal tersebut tidak digunakan untuk hal yang negatif.
Dengan adanya masalah-masalah mengenai pendidikan di Indonesia, tentunya ada yang namanya solusi, namun hal tersebut tergantung bagaimana kebijakan pemerintah mengaplikasikan solusinya agar tercapai dengan baik. Sampai saat ini masih kerap terjadi kasus dimana ada daerah tertentu yang kurang mendapat perhatian mengenai pendidikan. Ada bebarapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ketidakmerataan pendidikan.
Solusi yang dapat dilakukan yakni seperti:
(1) Pembangunan gedung atau ruang belajar untuk siswa di setiap daerah,
(2) Melakukan gotong-royong antar warga untuk menjaga fasilitas sekolah yang telah diberikan,
(3) Mengirimkan guru-guru profesional ke daerah yang terpencil atau kurang mendapat perhatian mengenai pendidikan,
(4) Adanya program untuk melakukan edukasi tentang pentingnya pendidikan (dengan cara mendatangi rumah-rumah warga),
(5) Adanya Universitas Terbuka, seperti saat ini sudah banyak diterapkan di berbagai daerah (Kurniawan: 2016).
Adanya masalah biaya pendidikan yang mahal, dari pemerintah sendiri juga perlu diperhatikan mengenai dana bantuan sekolah gratis kepada orang yang benar-benar tidak mampu, jangan sampai salah sasaran yang mengakibatkan kerugian. Perlu untuk meningkatkan kesejahteraan guru, pendidikan di Indonesia masih sangat membutuhkan guru yang dapat menjalankan kewajibannya sebagaimana mestinya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pemilihan guru secara ketat dan jika guru tersebut terbukti tidak dapat melakukan tugasnya dengan benar, dari pemerintah harus turun tangan untuk melepas atau memberhentikannya menjadi seorang guru. Dengan beberapa solusi yang sudah terpapar, diharapkan masalah terkait pendidikan di Indonesia dapat teratasi dan kualitasnya semakin meningkat agar sebanding dengan negara lain.
Gita Silvia R. 1152300306