Global Tech Nexus 2024: Perusahaan Tradisional Didorong Menjadi Digital-Native di Era Transformasi Digital

Global Tech Nexus 2024: Perusahaan Tradisional Didorong Menjadi Digital-Native di Era Transformasi Digital

02 September 2024


Kabar Maju – Global Tech Nexus sukses menyelenggarakan sesi diskusi bertajuk
"TechXcellence Digital Sessions" yang membahas masa depan "Digitally Native Enterprises" di Indonesia. 

Acara yang berlangsung pada 29 Agustus 2024 ini menghadirkan para pakar dari
berbagai industri, termasuk Ivan Irawan, Direktur Informasi dan Teknologi dari Credit Bureau Indonesia (CBI)
Diskusi ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi dan inovasi yang dapat mendorong
perusahaan tradisional untuk beradaptasi dan berkembang menjadi entitas digital-native di
tengah transformasi digital yang semakin cepat. Para panelis berbagi wawasan tentang
pentingnya teknologi digital dalam mengubah cara kerja dan layanan perusahaan, serta
bagaimana hal ini dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggan.

Transformasi Digital untuk Meningkatkan Layanan Pelanggan Ivan Irawan menyoroti peran penting transformasi digital dalam meningkatkan layanan pelanggan di industri keuangan. Dalam paparannya, Ivan menjelaskan bagaimana CBI telah
memanfaatkan teknologi digital untuk memperkuat layanan mereka, memberikan solusi kredit yang lebih cepat dan lebih tepat sasaran kepada pelanggan.

"Kami di CBI melihat transformasi digital sebagai kunci untuk meningkatkan layanan kami kepada pelanggan," ujar Ivan Irawan.

"Dengan menggunakan teknologi canggih, seperti analisis data dan machine learning, kami dapat memberikan layanan yang lebih personal dan akurat, sesuai dengan kebutuhan individu dan profil risiko masing-masing. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menyediakan solusi kredit yang tidak hanya cepat, tetapi juga tepat sasaran."

Ivan juga menegaskan bahwa digitalisasi memungkinkan CBI untuk mengurangi waktu
pemrosesan dan meningkatkan efisiensi, yang pada akhirnya berdampak positif pada
pengalaman pelanggan. "Digitalisasi telah memungkinkan kami untuk memangkas waktu
pemrosesan hingga setengahnya, sehingga pelanggan bisa mendapatkan keputusan kredit
dengan lebih cepat. Ini adalah contoh nyata bagaimana teknologi dapat mengubah layanan dan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi pelanggan," tambahnya.

Strategi Transformasi Digital di CBI
Lebih lanjut, Ivan membagikan strategi yang telah diterapkan oleh CBI dalam perjalanan
transformasi digital mereka. Menurutnya, keberhasilan dalam transformasi digital membutuhkan fokus pada pengembangan kapabilitas digital, integrasi sistem, dan peningkatan kualitas data, termasuk di dalamnya penguatan data governance dan pelindungan data pribadi. "Di CBI, kami telah berinvestasi dalam pengembangan kapabilitas digital, memastikan bahwa sistem kami terintegrasi dengan baik dan data yang kami gunakan berkualitas tinggi. 

Ini memungkinkan kami untuk memberikan layanan yang lebih baik dan lebih responsif terhadap kebutuhan pasar," jelas Ivan.

Ivan juga menyoroti pentingnya kerjasama dengan mitra teknologi untuk mendukung
transformasi digital. "Kami bekerja sama dengan berbagai mitra teknologi untuk memastikan bahwa kami selalu berada di garis depan inovasi. Kerjasama ini memungkinkan kami untuk terus memperbarui sistem dan layanan kami, sehingga kami bisa selalu memberikan yang terbaik bagi pelanggan kami," katanya.

Masa Depan Layanan Digital di Industri KeuanganMenutup sesi diskusi, Ivan Irawan menekankan bahwa transformasi digital tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang menciptakan nilai yang lebih besar bagi pelanggan. 

"Transformasi digital memungkinkan kami untuk lebih memahami pelanggan kami dan memberikan layanan yang benar-benar relevan dengan kebutuhan mereka. Di CBI, kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan memberikan layanan yang terbaik, sejalan dengan perkembangan teknologi," ujar Ivan.

Ivan juga berbagi mengenai masih tetap terbukanya kesempatan bagi perusahaan
konvensional untuk menjadi digital native. “Tantangan terberat transformasi digital adalah pada perubahan budaya, bukan hanya budaya di staf teknologi informasi tapi juga pada seluruh staf bahkan budaya perusahaan itu sendiri.

Perusahaan yang lahir bukan sebagai digital native harus mampu menyeimbangkan antara fokus di stabilitas dengan kesiapan untuk mencoba hal yang baru secara cepat.

Bagaimana mengubah ketakutan pada kegagalan menjadi kesiapan untuk belajar lebih cepat mengatasi tantangan yang ada, “ demikian ditegaskan oleh Ivan.

Global Tech Nexus melalui sesi diskusi ini memberikan platform bagi para pelaku bisnis dan pemimpin industri untuk bertukar pikiran dan berbagi pengalaman dalam menghadapi
tantangan dan peluang di era digital. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang
mengadopsi teknologi digital, diharapkan akan tercipta ekosistem bisnis yang lebih dinamis dan inovatif di Indonesia.

Untuk informasi lebih lanjut tentang partisipasi CBI dalam acara dan diskusi mendatang, serta
wawasan mendalam tentang teknologi di industri kredit biro, kunjungi @creditbureau.id atau
website www.cbi.id